Kieyokoe nge-Blogging
URL Submission

Naungan doa ibu dan telapak kaki ibu



apakah anda tidak percaya surga di Telapak Kaki Ibu?
uraian singkat yang tidak percaya Surga Ada di Telapak Kaki Ibu ada sebuah cerita pendek nyata
sebuah keluarga sakinah mawadah warahmah tertimpa musibah "ibu:anak keduaku demam. Kalau sampai hari ini tidak turun juga besok harus di bawa ke dokter. Syukurlah sore tadi lumayan reda demamnya.Pagi tadi suhunya masih 38 derajat C. Agak khawatir, soalnya minggu sore mulai demam,senin malam diberi obat,turun sebentar suhunya naik lagi.Senin pagi sampai siang malah tidak turun-turun,padahal pagi di kasih obat turun panas.Siang dikasih obat lagi,turun sebentar naik lagi.

Duhh.Biasanya demamnya tidak lama.Paling sehari.tanpa bantuan obat. Kata Abinya, "mau tumbuh gigi mungkin".Tapi kok lama ya.. Nah dalam masa demam itu pasti agak rewel,nangis terus,selalu minta gendong,malas makan dsb.Ditambah kakanya yang super aktif malah jahilin adiknya. Duh duh.Adik masih rewel,eh kakak BAB dan tidak mau dibersihkan kecuali sama bunda.Adik ingin mimik sambil tidur,eh kakak malah guling-guling deket adik dan nendang-nendang. Adik teriak, "Ooeee..."bunda pusing.

Kadang kesel dan mau meledak.Tapi hanya bisa gigit bibir,ngomel dalam hati.Kakak belum mengerti, dan Adik malah kasihan,dia juga sakit.Jadi terasa sekali kalau jadi ibu itu harus sabar.Seperti dikatakan dalam surat Az Zumar ayat 10 bahwa pahala sabar itu tanpa batas."Katakanlah (Muhammad),"wahai hamba-hamba-Ku yang beriman Bertaqwalah kepada Tuhanmu".Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan.Dan bumi Alloh itu luas. Hanya orang-orang yang bersabar yang disempurnakan pahalanya tanpa batas" (QS 39:10) .

Tapi kita sering bilang sabar itu ada batasnya.Masa pahalanya ingin tanpa batas tapi sabarnya dibatasi. Hanya saja tidak mudah (setidaknya untuk saya).Padahal anak baru dua, itupun masih kecil. Seorang temen yang anaknya empat dan sudah ada yang sekolah pernah berkata, "apalagi kalau sudah membantah, ujiannya lebih". Semoga Alloh menggolongkan saya
sebagai orang-" yang sabar. Makanya jadi salut para ibu yang telah berhasil membesarkan anak-anaknya dengan penuh kesabaran. Sungguh tidak ada apa-apa dibanding diri ini yang baru 23 bulan jadi ibu.

Ditambah ibu-ibu jaman dulu belum menikmati fasilitas serba mudah jaman sekarang (air masih nimba, mencuci baju menggunakan tangan, menanak nasi,dll) Terutama untuk ibu sudah sabar menjadi ibu saya dan adik-adik saya. Sungguh saya kagum kesabarannya. ibu tidak pernah membentak, mencubit, memukul atau sekedar berkata kasar. Saya kadang jika sedang kesal sekali saya cubit bajunya kakak.
Saya selalu ingat pesan mama, "jangan mulai mencubit pada anak, nanti ketagihan" Saya punya adik yang rewel kalau sakit, bahkan sampai besar. Jika sakit ingin ditemani terus.Ada juga sakit ingin dimasakin ini itu. Sampai sekarang saya tidak punya kenangan jelek tentang ibu. Malah saya ingat pernah membuat ibu menangis (maaf ya bu...) Jadi sekarang saya benar-benar introspeksi diri dan mengukur seberapa besar hati dan kesabaran saya.Lewat anak-anak,saya bisa melihat seberapa layak saya disebut ibu yang penyabar (dan ternyata masih sangat jauh).

mereka pula, saya bisa melihat bagaimana repotnya ibu mengurus saya dan adik-adik. Betapa saya makin cinta anak-anak, ibu dan mamanya suami. Serta semakin kagum pada seluruh bunda di dunia. Jadinya saya tidak percaya kalau surga itu ada di telapak kaki ibu. Karena saya percaya jika surga ada di setiap senti tubuhnya.

BEGUNDELZ MANIAC. Diberdayakan oleh Blogger.